Potensi desa yang tepat untuk menjadi penggerak desa adalah pemuda. Pemuda adalah peradaban sebuah bangsa. Untuk membangun sebuah peradaban, sudah saatnya pemuda menjadi lokomotif perubahan itu, agar menjadi bangsa yang madani.Maka tidaklah heran jika Bung Karno sang plokamator menempatkan pemuda pada garda terdepan. Dengan sebuah kalimat yang pasti kita sudah pernah mendengar ataupun melihatnya.
“Berikanlah aku 1000 orang tua, maka akan aku cabut gunung Semeru, dan berikanlah aku 10 pemuda , maka akan aku guncang dunia,” kata beliau kala itu.Kemajuan sebuah desa sulit dilepaskan dari keberadaan para pemudanya. Pemuda adalah aset masa depan. Pemuda adalah sumber energi atau kekuatan terbangunnya sebuah peradaban desa. Perannya sangat dibutuhkan guna melejitkan dinamika kehidupan desa.Kata-kata tersebut bukan merupakan ungkapan yang tiada makna. Pujian-pujian Bung Karno terhadap para pemuda sangat bernada optimis. Dan telah mengindikasikan bahwa pemuda memiliki kelebihan tersendiri.
Namun, nada optimisme tersebut tampak mulai sumbang. Pemuda yang diharapkan menjadi motor penggerak kemajuan bangsa, justru melakukan tindakan yang jauh dari leluhur nenek moyang. Terkubang dalam godaan pergaulan bebas, yang menjurus pada seks bebas, narkoba dan sejenisnya, tawuran, dan tindakan yang kurang membangun. Dengan kata lain, para pemuda tidak jarang dipandang sebagai perusak tatanan hidup bermasyarakat.
Dalam membangun sebuah desa, tugas pemuda tidaklah gampang. Karena permasalahan desa yang begitu kompleks, pemuda harus mampu menciptakan formula yang tepat. Ramuan formula ini, berguna agar semangat perubahan dalam membangun desa tidak terbentur dengan kultur dan adat istiadat desa. Bukan tidak mungkin, ada miss persepsi cita-cita antara kaum tua dan pemuda desa itu sendiri. Seperti Bung Karno kala menentukan proklamasi kemerdekaan.Menjadi penggerak desa, pemuda harus mampu bersinergi dan bekerja sama. Hal itu tidaklah mudah, karena membutuhkan komitmen yang kuat sebuah kebersamaan yang produktif. Bukan hanya istilah “makan nggak makan kumpul”. Akan tetapi lebih dari itu untuk sebuah cita-cita yang luhur.
Pemuda nagari aktif dalam melakukan kegiatan kegiatan nagari, sebagai contoh setiap perayaan hari besar umat Islam selalu diadakan pengajian atau lomba keagamaan lainnya, begitu pula di bulan Ramadhan, pemuda selalu mengadakan lomba MTQ tingkat nagari Taram, dengan tujuan agar anak anak kecil menjadi rajin mengaji dengan adanya lomba tersebut. Pemuda juga aktif membuat acara olahraga maupun sosialisasi pendidikan ke sekolah sekolah yang ada di nagari Taram. Berikut struktur kepengurusan pemuda nagari Taram.